IGOS Summit-II telah berlangsung dengan meriah dan lancar dari tanggal 27 Mei 2008 - 28 Mei 2008, dihadiri oleh wakil2 dari 18 Departmen/Instansi Pemerintahan, para pelajar, mahasiswa, para vendor TI, majalah, publikasi online, pengembang software dan aplikasi, dan masyarakat umum.
IGOS Summit-II juga telah berhasil menyegarkan kembali Semangat IGOS-I tahun 2004 yang lalu, untuk menata dan menggalakkan promosi pemanfaatan OSS/FOSS bagi kalangan Instansi Pemerintahan dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Guna merealisasikan hal ini maka disepakati untuk membentuk Aliansi Open Source Indonesia.
Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI) dibentuk sebagai hasil dari IGOS Summit-II pada tanggal 29 Mei 2008 di Jakarta Convention Center (JaCC), Tanah Abang, Jakarta saat Penutupan IGOS Summit-II tersebut. Ditetapkan 4 orang Formatur untuk menyusun Organisasi AOSI, yaitu:
1. Rusmanto
2. Teddy Sukardi
3. Sumitro Roestam
4. Harry Sufehmi
Pada saat yang sama juga ditetapkan Duta Besar AOSI, yaitu Ibu Betti Alisjahbana, mantan CEO IBM Indonesia.
Asosiasi Open Source Indonesia didukung oleh perusahaan-perusahan besar bidang Teknologi Informasi, antara lain Sun Microsystems, Intel Corp., IBM Indonesia, ASUS, Zyrex, Apple Computers, Hewlett Packard, Dell Computer, Acer, Oracle Indonesia, dan lainnya.
Tujuan utama pembentukan AOSI adalah untuk membuat Software Open Source OSS dan Free Open Source Software FOSS menjadi sebuah solusi yang dapat diandalkan dalam bidang Komputing/Teknologi Informasi di Indonesia, sebagaimana software-software Proprietary yang telah banyak dipakai masyarakat Indonesia selama ini.
Selain itu, diharapkan dengan terbentuknya AOSI, maka makin banyak masyarakat Indonesia yang akan mengunalan softweare-software OSS/FOSS sebagai alternatif yang cost-efficient dan cost-effective dalam menyediakan solusi Komputing/Teknologi Informasi di Indonesia, serta dalam rangka mengurangi tingkat pembajakan software-software Proprietary, menghindari pelanggaran UU HaKI, dan meningkatkan citra bangsa Indonesia di Forum Internasional dan Perdagangan Dunia, sebagai negara dengan tingkat penggunaan software illegal terendah di Dunia. Ini karena software OSS/FOSS adalah berlisensi Genearl Public License (GPL) yang legal, sama seperti lisensi yang dimiliki oleh software-software Proprietary.
Organisasi AOSI juga diharapkan dapat menyediakan technical dan operational support bagi para pengguna software-software OSS/FOSS di Indonesia secara cepat, mudah, murah, dan komprehensif, sehingga terbentuk citra yang baik tentang software OSS/FOSS sebagai software yang professional dan mampu bersaing dengan berbagai jenis software aplikasi proprietary yang telah banyak digunakan masyarakat.
Model Bisnis software OSS/FOSS bukanlah model bisnis jualan lisensi software, namun lebih berfokus kepada dukungan dalam layanan teknis instalasi, customization, development, pendidikan, pelatihan dan sertifikasi keahlian dalam Software Aplikasi OSS/FOSS yang professional.
Marilah kita semua menyambut kehadiran organisasi AOSI dengan semangat dan entusiasme yang tinggi, kita berikan dukungan penuh melalui makin banyaknya penggunaan software-software OSS/FOSS yang saat ini sudah banyak tersedia di berbagai kota di Indonesia.
Semoga kehadiran Organisasi AOSI ini dapat mempercepat pembangunan Indonesia melalui dukungan Teknologi Informasi berbasis OSS/FOSS di Indonesia, serta membawa kesejahteraan bagi segenap bangsa Indonesia.
TELKOMSEL luncurkan Layanan Seamless 3G Data/Wifi Offloading dgn kecepatan
100 Mbps!
-
JAKARTA – Telkomsel meluncurkan Mobile WiFi Seamless untuk meningkatkan
akses ke jasa data bagi para pelanggannya. Mobile WiFi Seamless merupakan
akses m...
12 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar